Masa mahasiswa adalah masa yang paling indah yang kita lalui. Mulai dari bertemu teman baru, sampai metode belajar baru pun kita rasakan ketika menjadi mahasiswa. Proses pendewasaan dari sebelumnya sebagai siswa SMA yang belajar dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang juga akan kita lalui pada masa transisi ini.
Tapi yang menjadi masalah adalah, jika kampus kita berada jauh dari rumah. Dan kita juga diharuskan jauh dari orang tua kita. Intinya kita akan membutuhkan sesuatu yang baru dan sangat penting “Tempat Tinggal”.
Jika kamu sedang kuliah di kota besar, maka ada tiga tempat tinggal yang bisa kamu pilih sebagai opsi tempat tinggalmu selama berada di perantauan. Pertama adalah Nge-Kos, Kontrak Rumah, atau bisa juga Sewa Apartemen. Selain itu sebenarnya ada juga opsi lain, yaitu tinggal di asrama mahasiswa dan numpang di rumah saudara (Jika kebetulan saudara ada yang punya rumah di deket kampus kita).
Semua yang akan saya tulis merupakan pengalaman pribadi saya. Mulai dari ngekos, kontrak rumah, tinggal bersama dengan saudara, sewa apartemen, bahkan tidur di sekretariat organisasi pun pernah saya alami. Kesemuanya mempunyai keunggulan masing-masing, yang mungkin tidak pernah kamu fikirkan.
Oke, mari kita membahasnya satu per satu
Tinggal sama Saudara
Pertama kali di Surabaya, saya tinggal bersama dengan kakak saya yang kebetulan kontrak rumah. Enaknya sih kita bisa berhemat karena kalau pagi sama sore makan nggak perlu beli. Tapi nggak enaknya kalau kita pengen pulang sampek malam, pasti ditanya-tanya seperti intel yang sedang meong-intrograsi tersangka pencurian. Padahal kita pulang malam karena sedang mengerjakan tugas kuliah atau sedang menyiapkan alat-alat OSPEK (waktu jadi maba).
Kos
Kos adalah pilihan yang banyak dipilih oleh mahasiswa. Karena urusan kos ini tergolong praktis. Kita tidak perlu untuk ngurusin bayar listrik, bayar air bahkan barang-barang perabot seperti kasur/SpringBed, almari, meja biasanya sudah disiapkan oleh yang punya kos-kosan. Jadi kita tinggal menempatinya saja. Namun sayangnya biayanya juga lumayan mengurangi uang jajan lho. Saat ini di sekitar kampus ITS saja biaya kos sudah 350.000,-.
Selain itu, jika di kosan kita nggak ada kamar mandi luarnya kita harus ngantri kalau ada masuk pagi. Bisa-bisa telat. Biasanya problem seperti ini dialami oleh anak-anak SMA yang sudah ngekos. Namun ketika sudah mahasiswa, saya kira masalah ini tidak begitu berarti karena masuk kuliah tidak harus pagi. Kecuali anak-anak politeknik yang biasanya harus masuk pagi-pagi.
Ngontrak
Namanya juga kontrak rumah, bukan kontrak rumah + perabotannya. Jadi kalau kontrak rumah itu kita harus mengisi perabotannya sendiri. Misalkan untuk bed-nya, kita harus bawa sendiri, selain itu almari juga tidak disediakan.
Memang sih bayarnya lebih terjangkau kalau jika dibandingkan dengan bayar kos, tapi kalau kontrak kita tidak bisa bayar bulanan. Minimal kita harus langsung bayar selama satu tahun. Selain bayar sewa ke pemilik rumah, kita juga harus bayar listrik PLN, PDAM, dan uang keamanan (kalau ada).
Sewa Apartemen
Ini merupakan opsi hunian terakhir yang bisa dipakai. Namun tidak semua kota memiliki apartemen. Hanya jika kamu sedang tinggal di kota-kota besar sekarang sudah banyak developer yang membangun apartemen. Mengingat apartemen lebih membutuhkan tanah yang sempit namun bisa menampung banyak orang.
Setahu saya, sewa apartemen itu minimal 3 bulan, dan tidak bisa dibayar setiap bulan. Jadi harus langsung bayar langsung 3 bulan. Selain bayar uang sewa apartemennya, kita diharuskan memberikan uang jaminan kepada pemilik. Uang jaminan ini fungsinya jika ada kerusakan dari perabot yang ada di apartemen. Jadi akan dikembalikan ketika kontrak kita sudah habis. Namun jika ada perabot yang rusak, maka kita tidak bisa menerima kembali uang jaminan ini 100%.
Untuk listrik dan uang PDAM, kita juga harus membayar sendiri. Masih ada bayar uang ke menejemen apartemen yang memberikan beberapa fasilitas kepada kita. Jadi jika sewa apartemen, uang yang harus kita keluarkan bisa berlipat-lipat lebih banyak dibandingkan jika kita ngekos.
Tinggal di apartemen bisa meningkatkan status sosial kita. Karena mayoritas yang tinggal di sana adalah para eksekutif muda yang pada dasarnya mereka mencari hunian untuk tempat singgah. Seperti yang kita tahu bahwa untuk mengurus bisnis yang mereka punya, mereka dituntut untuk mempunyai mobilitas yang tinggi. Harus bolak-balik dari satu kota ke kota lainnya.
Apartemen Studio |
Tapi yang menjadi masalah adalah, jika kampus kita berada jauh dari rumah. Dan kita juga diharuskan jauh dari orang tua kita. Intinya kita akan membutuhkan sesuatu yang baru dan sangat penting “Tempat Tinggal”.
Jika kamu sedang kuliah di kota besar, maka ada tiga tempat tinggal yang bisa kamu pilih sebagai opsi tempat tinggalmu selama berada di perantauan. Pertama adalah Nge-Kos, Kontrak Rumah, atau bisa juga Sewa Apartemen. Selain itu sebenarnya ada juga opsi lain, yaitu tinggal di asrama mahasiswa dan numpang di rumah saudara (Jika kebetulan saudara ada yang punya rumah di deket kampus kita).
Semua yang akan saya tulis merupakan pengalaman pribadi saya. Mulai dari ngekos, kontrak rumah, tinggal bersama dengan saudara, sewa apartemen, bahkan tidur di sekretariat organisasi pun pernah saya alami. Kesemuanya mempunyai keunggulan masing-masing, yang mungkin tidak pernah kamu fikirkan.
Oke, mari kita membahasnya satu per satu
Tinggal sama Saudara
Pertama kali di Surabaya, saya tinggal bersama dengan kakak saya yang kebetulan kontrak rumah. Enaknya sih kita bisa berhemat karena kalau pagi sama sore makan nggak perlu beli. Tapi nggak enaknya kalau kita pengen pulang sampek malam, pasti ditanya-tanya seperti intel yang sedang meong-intrograsi tersangka pencurian. Padahal kita pulang malam karena sedang mengerjakan tugas kuliah atau sedang menyiapkan alat-alat OSPEK (waktu jadi maba).
Kos
Kos adalah pilihan yang banyak dipilih oleh mahasiswa. Karena urusan kos ini tergolong praktis. Kita tidak perlu untuk ngurusin bayar listrik, bayar air bahkan barang-barang perabot seperti kasur/SpringBed, almari, meja biasanya sudah disiapkan oleh yang punya kos-kosan. Jadi kita tinggal menempatinya saja. Namun sayangnya biayanya juga lumayan mengurangi uang jajan lho. Saat ini di sekitar kampus ITS saja biaya kos sudah 350.000,-.
Selain itu, jika di kosan kita nggak ada kamar mandi luarnya kita harus ngantri kalau ada masuk pagi. Bisa-bisa telat. Biasanya problem seperti ini dialami oleh anak-anak SMA yang sudah ngekos. Namun ketika sudah mahasiswa, saya kira masalah ini tidak begitu berarti karena masuk kuliah tidak harus pagi. Kecuali anak-anak politeknik yang biasanya harus masuk pagi-pagi.
Ngontrak
Namanya juga kontrak rumah, bukan kontrak rumah + perabotannya. Jadi kalau kontrak rumah itu kita harus mengisi perabotannya sendiri. Misalkan untuk bed-nya, kita harus bawa sendiri, selain itu almari juga tidak disediakan.
Memang sih bayarnya lebih terjangkau kalau jika dibandingkan dengan bayar kos, tapi kalau kontrak kita tidak bisa bayar bulanan. Minimal kita harus langsung bayar selama satu tahun. Selain bayar sewa ke pemilik rumah, kita juga harus bayar listrik PLN, PDAM, dan uang keamanan (kalau ada).
Sewa Apartemen
Ini merupakan opsi hunian terakhir yang bisa dipakai. Namun tidak semua kota memiliki apartemen. Hanya jika kamu sedang tinggal di kota-kota besar sekarang sudah banyak developer yang membangun apartemen. Mengingat apartemen lebih membutuhkan tanah yang sempit namun bisa menampung banyak orang.
Setahu saya, sewa apartemen itu minimal 3 bulan, dan tidak bisa dibayar setiap bulan. Jadi harus langsung bayar langsung 3 bulan. Selain bayar uang sewa apartemennya, kita diharuskan memberikan uang jaminan kepada pemilik. Uang jaminan ini fungsinya jika ada kerusakan dari perabot yang ada di apartemen. Jadi akan dikembalikan ketika kontrak kita sudah habis. Namun jika ada perabot yang rusak, maka kita tidak bisa menerima kembali uang jaminan ini 100%.
Untuk listrik dan uang PDAM, kita juga harus membayar sendiri. Masih ada bayar uang ke menejemen apartemen yang memberikan beberapa fasilitas kepada kita. Jadi jika sewa apartemen, uang yang harus kita keluarkan bisa berlipat-lipat lebih banyak dibandingkan jika kita ngekos.
Tinggal di apartemen bisa meningkatkan status sosial kita. Karena mayoritas yang tinggal di sana adalah para eksekutif muda yang pada dasarnya mereka mencari hunian untuk tempat singgah. Seperti yang kita tahu bahwa untuk mengurus bisnis yang mereka punya, mereka dituntut untuk mempunyai mobilitas yang tinggi. Harus bolak-balik dari satu kota ke kota lainnya.
No Comment to " Antara Kos, Kontrak Rumah, Atau Sewa Apartemen "